Boltim, MT – Kisruh di Desa Tumaluntung, Minahasa Utara (Minut), Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Amalia Ramadhan Landjar, imbau pemuda sebagai barisan terdepan di masyarakat, harus mengedepankan persatuan dan kesatuan.
“Jangan sampai sikap dan tindakan pemuda, menyentuh sentimen Suku Agama dan Ras (SARA). Ini telah mencoreng nilai-nilai toleransi yang telah lama masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) jaga dan ciptakan selama ini. jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang tidak jelas,” ungkap Amalia, Sabtu (1/2).
Diapun berdoa kepada Tuhan, dan meminta seluruh pemuda di Tumaluntung, dan Minut bahkan Sulut secara umum, agar tercipta kembali persatuan dan kesatuan. Masyarakat walau berbeda keyakinan, berbeda pendapat, namun tetap hidup berdampingan serta menjaga keharmonisan.
“Kita apresiasi juga kepada pemerintah daerah, aparat keamanan dari TNI/Polri, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda yang sudah mengadakan pertemuan serta meredakan kembali ketegangan di masyarakat,” akunya.
Dia juga mengimbau aparat keamanan serta pemerintah daerah di seluruh wilayah Sulut, perlu menjaga segala kemungkinan yang bisa terjadi pasca kejadian di Minut ini. Jangan sampai ada oknum-oknum provokator yang memanfaatkan situasi ini untuk memecah belah kedamaian di Sulut.
“Waspada dengan segala kemungkinan, karena masyarakat kita begitu majemuk. Rawan untuk dimanfaatkan dan menciptakan teror. Lebih aktif dalam menginformasikan semua hal yang janggal terutama oleh orang asing yang kita tidak kenali. Semoga daerah kita Nyiur Melambai ini masih tetao dalam perlindungan Tuhan, dan senantiasa damai sejahtera,” tutup Amalia.
(rendi/gito)
Comment