Kebijakan Karena Corona

Oleh: Fahmi Gobel

Virus Coronavirus disease (COVID-19) telah menjadi momok menakutkan melanda hampir seantero dunia aknir-akhir ini. Secara global, penyebarannya semakin melaju, hingga Rabu (18/3) pagi, sebanyak 152 negara telah mengonfirmasi terjangkit virus yang diketahui awalnya menyebar di Kota Wuhan China. Dilansir dari peta penyebaran Covid-19, Coronavirus COVID-19 Global by John Hopkins CSSE, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebananyak 80.840 orang. Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 197.168 kasus dengan korban meninggal sebanyak 7.905 orang.

Di Indonedia sendiri, data dari juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto menyebut adanya 38 kasus baru. Sehingga angka kasus yang sebelumnya berjumlah 134 menjadi 172 per Selasa (17/3). Data dari Kementerian Kesehatan per Selasa (17/3/2020) sore yang diunggah di laman InfeksiEmerging disebutkan, sejak 30 Desember 2019 sampai 16 Maret 2020 pukul 18.00 WIB, terdapat 1.230 orang yang diperiksa terkait virus corona dari 28 provinsi.

Hasil pemeriksaan tersebut, 1.083 orang negatif termasuk 188 orang ABK kru kapal World Dream dan 68 orang ABK Diamond Princess. Sementara 172 orang dinyatakan positif virus corona, 5 meninggal dan 9 pasien telah sembuh. Selain itu, meskipun pemerintah tidak merinci kasus positif virus corona berada di wilayah mana saja, namun Kementerian Kesehatan RI menyebutkan beberapa wilayah yang termasuk dalam wilayah terjangkit Covid-19. (sumber: kompas.com)

Di Sulawesi Utara (Sulut) sendiri, masyarakat telah dibuat panik pasca mencuatnya informasi satu orang positiv Corona. Namun, kekhawatiran publik Nyiur Melambai tertepis setelah Ketua Satgas Covid-19 Sulut, dr Debie K R Kalalo mengumumkan bila hasil pemeriksaan laboratorium yang kedua terhadap pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Manado, hasilnya negatif. Artinya, Sulut masih aman dengan virus yang menggegerkan warga dunia tersebut.

Meski demikian, warga Sulut terlanjur panik, apalagi beredar informasi yang liar berkembang melalui media sosial dengan sumber tak bisa dipertanggungjawabkan. Terlebih hampir seluruh pemerintah di Sulut, telah mengambil kebijakan untuk meliburkan sekolah-sekolah, melarang aparatnya ke luar daerah, serta anjuran kepada masyarakat agar mengurangi aktivitas sosial dan keagamaan.

Kegamangan masyarakat akan meredah bila pemerintah mengambil langkah konkrit yang dianggap bisa menghadang masuknya pandemi ini. Tak hanya anjuran atau larangan pembatasan keluar rumah dan menghindari kontak sosial di kerumunan pada kegiatan sosial dan keagamaan, tapi lebih kepada kebijakan anggaran untuk memerangi Corona.

Pemerintah Sulut dibawah komando Olly Dondokambey dan Steven Kandow telah mengambil langkah tegas dengan menggeser mata anggaran untuk antisipasi penyebaran Corona. Kabarnya, Rp 45 Miliar telah disiapkan pemprov guna menghadapi bencana yang bila menimpah warga Sulut. Anggaran ini diantaranya untuk peningkatan fasilitas kesehatan.

Pemerintah daerah dari 15 kabupaten/kota di Sulut, harus cepat mengambil langkah sama yang telah ditelorkan pemprov. Karena bila pandemi ini terlanjur merebak di tanah yang kita kenal akan toleransi yang tinggi ini, maka kepanikan masyarakat pasti akan muncul. Tak dapat dibayangkan, bila kepanikan mengubah cara berfikir dan bertindak melampaui kesadaran sebagai seorang manusia.

Kita bisa berkaca apa yang telah terjadi di belahan dunia lain, tatkala COVID-19 berhasil melebar luas. Negara maju seperti Italia pun kelabakan menghadapi virus ini, bila melihat data Worldometer, Italia memiliki 35.713 kasus pasien positif corona. Angka pasien meninggal 2.978 sedangkan yang sembuh 4.025. konon, negara Pizza ini akan memperpanjang masa lockdown nya.

Masyarakat mulai bertanya-tanya apa kebijakan dari 15 pemerintah daerah di Sulut, selain telah meliburkan, melarang aparaturnya ke luar daerah, dan kebijakan lainnya, apakah juga disertai kebijakan akan anggaran dan fasilitas menghadapi bila virus mematikan ini terlanjur masuk ke wilayah kita?

Keyakinan saya sudah ada, bila pemerintah daerah kita telah mengambil langkah tersebut. Dan terpenting semoga fasilitas di rumah sakit-rumah sakit sudah siap menghadapi bila virus ini berhasil menyebar. Agar, ketakutan serta kepanikan berlebihan boleh redah dengan adanya kebijakan pemerintah daerah kita.

Perlu juga, sebagai masyarakat lebih airf dan bijaksana memfilter seluruh informasi terkait Corona, mana yang benar dan hoax di media sosial. Para awak media tentu lebih mempertajam insting jurnalisnya dalam menulis kejadian ini (Covid-19), sehingga warga sebagai penerima informasi tak akan galau, termasuk tetap mengikuti anjuran pemerintah.

Semoga Indonesia cepat terhindar dari bahaya Corona. Salam Korona.

(**)

 

Comment