Tata Cara Sholat Tarwih dan Witir Lengkap Dengan Bacaannya

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganjurkan agar masyarakat menjalani Ibadah Ramadhan di dalam rumah. Pemerintah akan menggelar sidang isbat untuk menentukan awal  Ramadhan pada Kamis (23/4/2020).

Ada beberapa sholat sunnah yang sangat dianjurkan dilaksanakan dengan berjamaah. Salah satunya adalah sholat Tarawih.

Sholat Tarawih adalah sholat sunnah pada malam hari bulan Ramadhan. Dikerjakan sebanyak 20 rakaat dengan sepuluh kali salam.

Waktunya adalah setelah melaksanakan sholat Isya’ sampai terbit fajar shadiq.

Niat Sholat Tarawih

Berikut lafadz niat Sholat Tarawih berikut latin dan artinya :

اُصَلّى سٌنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

USHOLLI SUNNATAT TARAAWIHI ROK’ATAINI LILLAHI TA’ALAA

Artinya :
Saya niat sholat Tarawih dua rakaat karena Allah Ta’alaa.

Tata Cara Sholat Tarawih

Dinamakan sholat Tarawih karena setiap selesai dua salam (empat rakaat) dianjurkan istirahat sejenak. Dalam kitab Al-Muwatha’, Imam Malik menuturkan mengenai jumlah rakaat Sholat Tarawih.

Yakni pada masa Umar, Sholat Tarawih dilakukan sejumlah 23 rakaat. Yaitu 20 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat sholat witir. Sholat Tarawih dilaksanakan 20 rakaat dengan 10 kali salam, dalam bilangan 2 rakaat.

Pada prakteknya di Indonesia, kalangan umat islam juga ada yang melakukan sejumlah 11 rakaat, yaitu 8 rakaat sholat tarawih dan 3 rakaat sholat witir. Tentu perbedaan seperti ini tidak perlu diruncingkan dan dipermasalahkan.

Berikut ini tata cara sholat tarawih secara keseluruhan yang dilakukan secara berjamaah yang kami lansir dari berbagai sumber.

  1. Mengucap niat Sholat Tarawih.
  2. Niat di dalam hati saat takbiratul ihram.
  3. Mengucap takbir saat takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
  4. Membaca ta’awuz dan surah Al-Fatihah, kemudian diikuti salah satu surah dalam Al- Quran.
  5. Rukuk.
  6. I’tidal.
  7. Sujud pertama.
  8. Duduk diantara dua sujud.
  9. Bangkit dari duduk, kemudian mengerjakan rakaat yang kedua dengan gerakan yang sama.
  10. Salam pada rakaat kedua.
  11. Istighfar dan membaca kamalin.

Doa Setelah Sholat Tarawih

Setelah selesai sholat Tarawih, inilah doa yang dibaca oleh Imam (jika berjamaah) :

أَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ وَلِلْفَرَئِضِ مُؤَدّيِنَ وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ وَلِمَاعِنْدَكَ طَالِبِيْنَ وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ وَبِالْهُدَى مُتَّسِكِيْنَ وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَفِى الْآ خِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنِ وَلِلنَّعْمَاءِ الشَّاكِرِيْنَ وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَاِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ وَ فِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَمَةِ قَاعِدِيْنَ وَمِنْ حُوْرِعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِسِيْنَ وَاِلَى طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ شَارِبِيْنَ بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مَنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مَنِ النَّبِيِيْنَ وَالصِّدِّقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلَأْشقِيَاِء الْمَرْدُوْدِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُلِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

ALLAHUMMAJ’AL BIL IIMANI KAAMILIN. WA LIL FAROOIDHI MUADDIN. WA LISHSHOLAATI HAAFIDZIIN. WA LIZZAKAATI FAA’ILIIN. WA LIMAN ‘INDAKA THOOLIBIIN. WA LI ‘AFWIKA ROOJIIN. WA BIL HUDAA MUTAMASSIKIIN. WA ‘ANIL LAGHWI MU’RIDHIN. WA FID DUNYA ZAAHIDIIN. WA FIL AKHIROTI ROOGHIBIIN. WA BIL QODHO’I RODHIIN. WA LINNA’MAA’I SYAKIRIIN. WA ‘ALAL BALAA’I SHOOBIRIIN. WA TAHTA LIWA’I SAYYIDINA MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAMA YAUMAL QIYAMATI SAA’IRIN. WA ILAL HAUDHI WAARIDIN. WA FIL JANNATI DAAKHILIN. WA MINAN NAARI NAAJIIN. WA ‘ALAA SARIIRIL KAROOMATI QO’IDIIN. WA MIN HUURI ‘AININ MUTAZAWWIJIN. WA MIN SUNDUSIN WA ISTABROQIN WA DIIBAJIN MUTALABBISIIN. WA ILA THO’AAMIL JANNATI AAKILIIN. WA MIN LABANINN WA ‘ASALIN MUSHOFFAINI SYAARIBIIN. BI AKWAABIN WA ABAARIQO WA KA’SIM MIM MAA’IIN. MA’AL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM MINAN NABIYYIN WAS SHIDDIQIIN WASY SYUHADA’I WAS SHOOLIHIIN. WA HASUNA ULAAIKA ROFIIQO. DZALIKAL FADHLU MINALLAHI WA KAFAA BILLAHI ‘ALIIMA. ALLAHUMMAJ’AL FII HADZIHIL LAYLATIS SYARIIFATIL MUBAAROKATI MINAS SU’ADAA’IL MAQBULIIN. WA LAA TAJ’ALNA MINAL ASYQIYA’IL MARDUDIIN. WA SHALLAHU ‘ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA ASHHABIHI AJMA’IINA WAL HAMDU LILLAHI ROBBIL ‘AALAMIIN.

Artinya :

“Wahai Allah, jadikanlah kami orang-orang yang imannya sempurna, dapat menunaikan segala fardhu, memelihara shalat, menegeluarkan zakat, mencari kebaikan di sisi-Mu, senantiasa memegang teguh petunjuk-petunjukMu, terhindar dari segala penyelewengan-penyelewengan, zuhud akan harta benda, mencintai amal untuk bekal di akhirat, tabah menerima ketetapanMu, mensyukuri segala nikmatMu, tabah dalam menghadapi cobaan,dan semoga nanti pada hari kiamat kami dalam satu barisan dibawah panji-panji Nabi Muhammad s.a.w, dan sampai pada telaga yang sejuk, masuk dalam surge, selamat dari api neraka, dan duduk di atas permadani yang indah bersama para bidadari, berpakaian sutra, menikmati makanan surge, meminum susu dan madu yang murni dengan gelas, ceret dan sloki (yang diambil ) dari air yang mengalir bersama orang-orang yang yang telah Engkau beri nikmat atas mereka dari golongan para Nabi, orang-orang jujur, para shuhada dan orang-orang yang shalih. Merekalah teman yang terbaik. Demikianlah karunia Allah s.w.t, dan cukuplah Allah yang mengetahui. Wahai Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini menjadi orang yang berbahagia dan diterima (amal ibadahnya). Dan janganlah Engkau jadikan kami sebagaian dari orang-orang yang sengsara dan ditolak (amal ibadahnya). Semoga Allah senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan keselamatan kepada NAbi besar Muhammad s.a.w, beserta keluarga dan segenap sahabatnya. Segala puji milik Allah, Tuhan seru sekalian alam”. (sumber: aswajamuda.com)

Dalam praktiknya di Indonesia, terdapat perbedaan jumlah rakaat salat tarawih yang dikerjakan. Ada yang berpendapat 8 rakaat, ada pula yang berpendapat 20 rakaat. Kedua pendapat tersebut sama-sama memiliki dalil. Dalil salat tarawih dikerjakan dengan 8 rakaaat adalah hadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut. عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ [رواه مسلم] Artinya, “Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, “Pernah Rasulullah melakukan sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat [H.R Muslim].

Sholat Witir

Jumlah Rakaat Salat Witir Salat witir dikerjakan minimal satu rakaat dan maksimal 11 rakaat. Umumnya, salat ini dikerjakan tiga rakaat.

Dalam hal ini terdapat perbedaan cara mengerjakan salat witir tiga rakaat. Yang pertama, salat witir tiga rakaat dikerjakan dengan dua kali salam, yaitu dua rakaat kemudian salam, diikuti satu rakaat kemudian salam.

Terkait hal ini, dalam “Shalat Witir Tiga Rakaat Sekaligus Bolehkah?” oleh M. Ali Zainal Abidin, disebutkan bahwa di mazhab Syafi’i, memisahkan salat witir dengan salam pada rakaat kedua dianggap lebih utama daripada menyambung tiga rakaat sekaligus.

Disebutkan, Syekh Sulaiman al-Bujairami dalam Hasyiyah al-Bujairami ala al-Manhaj menyatakan, “Bagi orang yang melaksanakan witir lebih dari satu rakaat maka boleh baginya untuk menyambung witir dengan satu tasyahud di akhir rakaat atau dua tasyahud di dua rakaat terakhir.

Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Namun, praktik yang pertama (satu tasyahud) lebih utama.” Yang kedua, salat witir tiga rakaat dikerjakan dengan sekali salam, atau tiga rakaat sekaligus.

Dikutip dari laman NU Online dalam artikel berjudul “Ini Lafal Niat Shalat Witir” dan “Ini Tata Cara Shalat Witir Satu Rakaat” oleh Alhafiz Kurniawan.

Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā. Artinya, “Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah Ta’ala.

Niat Salat Witir Dua Rakaat Sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan minal Witri rak‘ataini mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah bagian dari salat witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Niat Salat Witir Satu Rakaat Sebagai Imam

اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.

Niat Salat Witir Satu Rakaat Sebagai Makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal Witri rak‘atan mustaqbilal qiblati adā’an makmūman lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir satu rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Niat Salat Witir Tiga Rakaat Sebagai Imam

Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan imaaman lillahi ta’aala

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala”

Niat Salat Witir Tiga Rakaat Sebagai Makmum

Usholli sunnatal witri tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan ma’muuman lillahi ta’aala

Artinya, “Aku menyengaja salat sunah witir tiga rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala”

Tata Cara Salat Witir di Rumah Salat witir memang dapat dikerjakan dengan batas minimum satu rakaat. Namun, sebaiknya dilakukan dengan minimal tiga rakaat demi keutamaan salat.

Tata Cara Salat Witir 2 Rakaat + 1 Rakaat Pelafalan niat salat witir sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum dan berdasarkan jumlah rakaat.

Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati Baca taawud dan Surat Al-Fatihah.

Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an Rukuk Itidal Sujud pertama Duduk di antara dua sujud Sujud kedua Rakaat kedua, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama, diikuti salam. Takbir untuk menjalankan satu rakaat lagi, kemudian salam.

Tata Cara Salat Witir 3 Rakaat Sekaligus

  1. Pelafalan niat salat witir sesuai dengan posisinya sebagai imam atau makmum dan berdasarkan jumlah rakaat
  2. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram
  3. Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati
  4. Baca taawud dan Surat Al-Fatihah.
  5. Setelah itu membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an
  6. Rukuk Itidal Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua Rakaat kedua, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama
  9. Rakaat ketiga, mengulang yang dikerjakan pada rakaat pertama dan kedua Salam.
    Baca selengkapnya di artikel “Bacaan Niat & Tata Cara Sholat Witir Jamaah di Rumah saat Corona”, https://tirto.id/eQcU

Comment