Kisah Pilu Keluarga Pemilik Rumah Reot Tanpa Listrik di Minut Ini Belum Tersentuh Bantuan Pemerintah

Mediatotabuan.co, Minut – Kisah pilu satu keluarga hidup dirumah reot di Desa Likupang Kampung Ambong, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut). Kondisinya sangat memprihatinkan dan jauh dari kata layak.

Madiro Kahimpong adalah ayah atau kepala dalam keluarga kecilnya. Dia hidup bahagia bersama istri tercinta bernama Natalia meski dalam serba kekurangan. Mereka hidup ditengah kemalaratan di sebuah rumah bak gubuk bambu yang tak ada aliran listrik.

Tapi kebahagiaan keluarga kecil ini lengkap dengan kehadiran bocah Julio Madiro yang lahir sembilan bulan lalu. Ketiganya bertahan dalam rumah reot dan belum tersentuh bantuan dari pemerintah.

Mereka hidup dintara penduduk Desa Likupang Kampung Ambong. Belakangan keluarga ini viral di media sosial. Foto-foto rumah mereka diunggah pemilik akun facebook Ali Bakari warga yang sama, saat lebaran Idul Fitri hari kedua, Senin (25/5).

Nampak aktivitas penghuni rumah keluarga yang belum menerima bantuan.

Rumah tersebut bak gubug, sebagian beratap seng sebagiannya lagi ditutup atap rumbia. Dindingnya pun dari potongan bambu, nampak dari depan rumah itu sudah miring, yang bila dihempas angin kencang mungkin saja roboh dan rata dengan tanah.

Tak semua dinding tertutup bulu teto (bambu). Di bagian lain ditutup menggunakan terpal bekas baliho, bahkan bekas karungpun digunakan untuk menutupi lobang-lobang dinding.

Rumah reot itu tak berdiri di atas pondasi, tiang-tiang kayu setinggi sekitar 25 centi meter dijadikan penyanggah rumah. Jendela tak terlihat lembaran kaca, mirisnya lagi sebagian dinding gubuk ini mulai terlepas dan nyaris jatuh.

 

BACA JUGA: 

 

Ketiganya hidup serba kekurangan. Betapa tidak, sang kepala keluarga hanyalah buruh tani (tukang panjat kelapa).

Lebih miris, mereka belum tersentuh segala jenis bantuan, baik dari pemerintah desa, pemerintah daerah juga dari pusat. Alasannya, keluarga ini tak memiliki satu helai kertas terkait administrasi kependudukan.

Saat dihubungi media ini Ali Bakari membenarkan mengunjungi rumah keluarga itu. Diapun prihatin karena keluarga ini belum tersentuh bantuan pemerintah, bahkan tak masuk dalam daftar PKH.

“Saya harap pemerintah desa bisa mengambil langkah untuk menjawab kebutuhan rakyat miskin,” kata Ali saat dihubungi, Senin (25/5).

Ali Bakari saat mengunjungi satu keluarga miskin di desanya yang belum tersentuh bantuan pemerintah.

Dia mengungkapkan, Opo Madiro sapaan akrab Madiro wajar sekali bila dibantu untuk pengurusan adminstrasi kependudukan, sebab mereka sangat kekurangan. Mereka tak bisa mengurus surat-surat karena ketidaktahuan.

“Bayangkan, sekolah dasar saja tidak lulus. Artinya keluarga ini sangat kekurangan baik dari sisi ekonomi maupun tingkat pendidikan. Jadi wajar bila pemerintah hadir untuk memberi akses dan memberi bantuan,” imbuh Ali yang dikenal mantan aktivis mahasiswa ini.

Sangat disayangkan kata Ali, keluarga ini belum pernah mendapat bantuan, harusnya adminstrasi kependudukan dikesamping dulu, apalagi di tengah wabah Covid-19. Toh kata Ali, keluarga ini nyata ada, berarti bukan penerima fiktif bila mendapat bantuan.

“Yang terpenting adalah kemanusiaan, tugas pemerintah untuk fasilitasi pengurusan adminstrasi kependudukan sebagai syarat mendapat bantuan,” imbuh Ali lagi.

 

BACA JUGA:

 

Mirisnya lagi, sebab rumah keluarga ini tak ada aliran listrik. Setiap malam hanya diterangi lampu botol menggunakan minyak tanah. Bahkan bila tak ada minyak, maka mereka sekeluarga hidup dalam kegelapan malam.

“Marilah kita masyarakat turut membantu, sedikit saja dari warga bila dikumpulkan pasti akan sangat membantu keluarga kita yang hidup serba susah ini,” kata Ali.

 

(sumber: Ali Bakari)

Comment