Yusra Alhabsyi Ingatkan Mutu Pendidikan Penting Tapi Kesehatan yang Utama

mediatotabuan.co, Manado – Legislator Provinsi Sulawesi Utara Yusra Alhabsyi mengingatkan jaminan kesehatan dan keselamatan masyarakat lebih utama, namun mutu pendidikan juga sangat penting.  

Personil Komisi IV DPRD Sulut ini mengatakan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) menjadi solusi dimasa pandemi Covid-19 meskipun harus diakui banyak kelemahannya, karena pasti tak akan maksimal sama dengan tatap muka langsung.

“Metode itu pilihan terburuk dari pada memaksakan pertemuan tatap muka di sekolah, tapi dibayang-bayangi ancaman Covid-19,” kata Yusra, personil Komisi IV Deprov Sulut ini, Senin (2/11).

Sebagai wakil rakyat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), diapun mengingatkan kepada daerah yang sudah memberlakukan masuk sekolah terbatas harus patuh menerapkan protokol kesehatan 3M.

SDN 1 Pobundayan saat tatap muka terbatas, Senin (2/11). (foto: mt.co)

“Menjaga jarak, memakai masker, selalu mencuci tangan dengan sabun harus sering diingatkan kepada anak didik, juga kepada orang tua. Karena kami yakin wali murid akan menjaga anaknya di sekolah, apalagi yang kelas satu, dua dan tiga sekolah dasar, tak bisa dihindari adanya kerumunan kecil,” imbuh Yusra, yang juga Ketua PW GP Ansor Sulut ini.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Cokroaminoto Salongo, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), hingga saat ini masih menerapkan Belajar Dari Rumah (BDR).

“Kami menggunakan metode Luring, karena ini sangat pas untuk digunakan, mengingat di daerah ini jaringan susah, belum lagi soal ekonomi warga yang menurun akibat Covid-19,” ungkap Kepala SMK Cokroaminoto Salongo, Rizal Mohune.

Baca JugaTingkatkan SDM, Wakil Rakyat Kotamobagu Ikut Bimtek

Namun, di Kotamobagu, pemerintah setempat telah mengeluarkan edaran nomor 400/DISDIK-KK01424/2020, tentang proses belajar mengajar dalam masa darurat Covid-19 di era new normal. Sekertaris Dinas Rastono, mengatakan Senin ini adalah hari pertama masuk sekolah.

“Tapi kami tetap melakukan monitoring dan evaluasi pelaksaannya,” kata Rastono, Senin (2/11).

Pantauan media ini di SDN 1 Pobundayan Kota Kotamobagu, dalam kelas hanya diisi 10 orang, penerapan protokol kesehatan begitu ketat, seluruh peserta didik memakai masker, dan jarak antara tempat duduk renggang.

Data dihimpun, jumlah siswa di sekolah tersebut adalah 140 orang, setiap sif 10 orang siswa masuk kelas dengan durasi belajar 2 jam. Nampak juga, orang tua sedang menunggu di luar ruangan belajar. Dan orang tua wajib memasukan surat pernyataan bila anaknya boleh belajar di sekolah.

Yusra mengingatkan lagi, bila peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk kemajuan dunia pendidikan, tapi faktor kemanusiaan lebih utama dan jangan diabaikan.

“Kita boleh mengejar target mutu pendidikan agar lebih bagus, tapi faktor kesehatan masyarakat adalah yang diutamakan,” imbuhnya lagi.

 

(fahmi gobel)

Comment