Kerasnya Dampak Covid-19, Seorang Barista Harus Mengubah Perilaku

Setahun lebih pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mewabah di belahan dunia termasuk Indonesia, telah banyak memberikan dampak bagi masyarakat dari berbagai sisi, terutama bagi masyarakat kelas menengah kebawah.

Salah satu terdampak adalah Ersandi Paputungan (28) yang terpaksa menyambung hidup dengan berbagai cara agar bisa bertahan dari kerasnya hidup ditengah pandemi Covid-19.

Sekilas tak ada sifat yang berubah dari dirinya, periang dan selalu tersenyum menjadi pesona sebagai modal dasar sehingga bisa bersosialisasi dengan berbagai kalangan. Sahabat satu ini pernah bersama menimba ilmu di rantau (Kota Gorontalo) suka maupun senang.

Tak putus asah, sebelum Covoid-19 melanda dia pernah menjadi tenaga honorer dan outsorcing di institusi penyelenggara Pemilu, namun karena pemilihan sempat tertunda karena Corona, sehingga kontrak sempat tertunda.

Hidup tak harus berhenti, segala kebijakan pemerintah karena Covid-19 yang berdampak pada kebutuhan ekonomi semakin merosot, Ersandi harus memutar otak agar tetap mendapat pekerjaan demi menyambung hidup, sebab tak selamanya kebutuhan pribadi digantungkan kepada orang tua.

Modal pergaulan yang supel, Ersandi mulai mempelajari peluang apa ditengah pandemi, dan akhirnya dia berlabuh pada sebuah keahlian yang kekinian sedang diganrungi anak muda yakni Barista (seseorang yang mengkhususkan diri dalam membuat dan menyajikan kopi).

Kopi saat ini bukan lagi minuman para orang tua, tapi telah bertransformasi menjadi minuman kekinian dengan campuran dan racikan berbagai rasa dan model, menjadikan Barista sebagai sebuah keahlian yang dibutuhkan bukan hanya di kota besar, di pelosok desapun barista sudah dikenal.

Setelah belajar jadi Barista, Ersandi kini menjadi seorang peracik kopi di warung kopi di Desa Desa Bulawan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Sebuah cafe yang dinamai Teras Bambu, milik warga setempat yang melihat ini sebagai peluang usaha.   

Bagi Ersan, dimasa awal pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi dirinya, mulai dari sulitnya mencari pekerjaan hingga keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari karena dibatasi tidak boleh berkumpul, tidak boleh melakukan perjalanan karena khawatir Covid-19 akan merebak.

Meskipun sempat diterima sebagai karyawan kontrak (outsourcing) disalah satu lembaga pemilu di Boltim, tapi nasib baiknya itu tidak berjalan mulus setelah pilkada serentak 2020 ditunda akibat Covid-19.

Selah tak memiliki pekerjaan saat itu, ia hanya mengisi keseharian dengan memancing ikan dan membantu pekerjaan kedua orang tuanya dirumah.

Baginya Covid-19 mengajarkannya banyak hal, terutama tentang perubahan perilaku dan pola pikir yang positif agar bisa keluar dari dampak wabah Covid-19. Selamat dari ancaman virus Covid-19 dan selamat secara ekonomi.

Sejak awal kemunculan Covid-19, Ia mulai berhati-hati dengan virus tersebut, berbeda dengan sebagian orang yang tidak peduli dan bahkan terkesan meremehkan penyebaran Covid-19. Ersan ekstra hati-hati dalam menjalani aktivitas keseharian, terlebih pekerjaannya waktu itu sering berinteraksi dengan banyak orang, resiko tertular covid-19 semakin besar.

Masker dan hand sanitizer menjadi barang yang wajib ia bawa saat bekerja agar mencegah tertular Covid-19, Dirinya pun bersyukur ia dan keluarga dijauhkan dari penularan corona, sembari berharap agar pandemi Covid-19 segera berakhir.

Saat berbicang dengan Ersan, ia demo dengan keahlian baristanya, tak lama berselang segelas kopi tersaji di atas meja, masker warna biru menutupi mulut dan hidup, sesekali ia menyemprotkan hand sanitizer selepas melayani beberapa pelanggan.

Menurutnya, semua orang jangan lengah dan harus optimis bahwa Covid-19 akan berakhir, tetap mengikuti anjuran pemerintah terkait penerapan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker serta selalu menggunakan hand sanitizer atau mencuci tangan dengan air dan sabun.

Ia juga mengingatkan agar menjalani pola hidup sehat, jangan panik atau takut berlebihan terhadap Covid-19, selalu berpikir positif agar kita bisa bertahan hidup dan bisa membantu orang lain bertahan hidup.

Baginya, pemerintah telah berupaya untuk memutus penyebaran virus, mulai dari penerapan pembatasan kegiatan masyarakat, penerapan protokol kesehatan, hingga penyuntikan vaksin.

“Jangan lengah, pemerintah telah menelorkan berbagai kebijakan, kita masyarakat harus menjalaninya, karena tidak ada satu orang atau institusi manapun yang tidak terdampak. Kalau semua sadar dan mengubah perilaku dimasa pandemi otomatis Covid-19 akan kalah,” kata Ersan, Sabtu (29/05).

Semua upaya pemerintah itu harus seleras dengan kesadaran kita sebagai masyarakat agar lebih waspada akan bahaya virus corona, jika tidak maka akan sia-sia semua yang kita lakukan selama ini melawan penyebaran Covid-19.

 

Penulis: Adri Yudha

Comment