Mengais Rejeki Ditengah Ancaman Covid19, Seger Bersyukur dan Taati Protkes

Pengalaman pahit karena pernah dilarang masuk ke halaman sekolah, juga banting setir menjadi sopir Bentor, Seger tak putus asah meski ditengah pandemi Covid-19 tetap jualan bakso tusuk demi menghidupi keluarga, kuncinya ikuti protkes 3M.

21 Tahun lalu sekitar awal gerbang abad ke-21, Ia memutuskan merantau ke pulau nan jauh dari orang tua dan sanak saudara, baginya merantau mungkin bisa memberi pengalaman berharga dan membuat menjadi mandiri.

Tanpa selembar ijazah, ia bertekad menaklukkan kerasnya kehidupan dunia, pengalaman berdagang menjadi modal utamanya menginjakkan kaki di Kotamobagu, sebuah kecamatan yang dimekarkan menjadi Kota pada 2007 silam.

Sama seperti kota lainnya, Kota Kotamobagu saat ini lagi berjuang melawan pandemi Covid-19, dari data https://corona.sulutprov.go.id/, per 29 agustus 2021 pasien terkonfirmasi positif sudah sebanyak 1499 pasien, saat ini pun Kotamobagu berada pada zona resiko sedang dengan jumlah pasien yang dirawat sebanyak 155 orang.

Berbeda dengan kedatangannya saat 21 tahun silam,  kota yang memberikan ia kehidupan kini mengalami kemajuan yang pesat, baginya Kotamobagu adalah rumah ke dua setelah Lamongan, kabupaten tempat ia dilahirkan.

Perbedaan budaya dan bahasa tak membuat ia risih, ramah dan baik menjadi pandangannya bagi warga Kotamobagu sejak ia datang, suasana keberagaman dan nyaman menjadi memori indah bagi pria kelahiran 1976 ini.

Seger Suwondo, pria sederhana dan murah senyum, 16 tahun lamanya ia melayani masyarakat Kotamobagu dengan gorengan bakso tusuk, saus kacang pedas menjadi kenikmatan hakiki yang tak bisa dilupakan puluhan tahun oleh pelanggan setianya.

Konon katanya ia pernah tidak diizinkan masuk ke halaman sekolah beberapa tahun silam, itu terjadi karena gorengannya laris manis diburu anak sekolah ketimbang jajanan kantin sekolah, bagi Seger, rezeki tak akan pernah tertukar selama punya niat mencari rezeki halal, pasti akan dibukakan jalan oleh sang maha kuasa.

Tampak motor tua Honda Supra Fit menjadi tunggangan favoritnya, motor yang menemani ia sejak 2003 silam, Seger yang awalnya jualan mie bakso dengan gerobak, banting stir menjadi supir Bentor pada tahun 2003 hingga 2004, Seger kembali memutuskan berjualan saat Bentor kesayangannya mengalami kecelakaan hingga rusak parah.

Dari hasil jualan gorengan, Seger bisa memenuhi kebutuhan anak dan istrinya, tak lupa juga ia menyisihkan sedikit uang untuk orang tua tercinta di kampung halaman, sedikit ia menuturkan kerinduan dengan orang tua dan anak sulungnya yang nyantri di pondok pesantren Sunan Drajat Jawa Timur.

Kini Seger kembali merasakan tak bisa berjualan di halaman sekolah, bukan karena larangan satpam sekolah, tapi kebijakan pemerintah melarang kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah karena masih dalam masa pandemi Covid-19.

Seger dengan raut wajah sedih bercerita tentang Covid-19 yang sangat berdampak bagi dirinya, apalagi ditengah-tengah pembatasan kegiatan masyarakat, ia harus mencari pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilannya.

Sebagai tulang punggung keluarga, selepas sholat Maghrib seger dengan setelan jaket, celana panjang, topi, dan masker, memacu motor tuanya menuju rute jualan dan tempatnya mangkal, semua ia lakukan demi memenuhi kebutuhan hidup anak dan istrinya, disisi lain pandemi mengajarkan dirinya untuk selalu bersyukur, mengingat banyak yang tak seberuntung dirinya dimasa pandemi seperti ini.

Seger yang saat ini berjualan gorengan dimalam hari, memiliki kekhawatiran tertular covid-19, apalagi ia tiap malam berinteraksi dengan puluhan pelanggan setianya, resiko tertular virus covid-19 semakin besar, namun baginya tak menjual seperti halnya tak makan.

Menerapkan protokol kesehatan covid-19 adalah satu-satunya cara agar ia terhindar dari resiko tertular sembari menjajakan gorengannya, seger menyadari pemerintah telah berupaya untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, dengan menerapkan prokes ia telah turut berpartisipasi memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Tak jarang ia bertemu dengan pelanggan yang tak mematuhi prokes covid-19, ia hanya bisa mengingatkan, menurutnya yang terpenting ia selalu menerapkan protokol kesehatan baik saat jualan maupun beraktivitas lainnya.

Sama seperti kebanyak orang, Seger juga berharap pandemi bisa cepat bisa berlalu dan semua orang bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.

“Semoga pandemi cepat  teratasi, dan kita bisa beraktivitas normal kembali, Selalu pakai masker, jaga jarak, dan mencuci tangan” tutur Seger

 

Penulis: Adri Damongi

Comment