Perayaan “Halloween” di Arab Saudi Tuai Kontroversi

MEDIATOTABUAN.CO – Di Arab Saudi merayakan pesta kostum seram seperti “halloween” di Riyadh, pada 27 dan 28 Oktober 2022.

Melansir dari Arab News 29 Oktober 2022, even tersebut bertajuk ‘scary weekend’, atau akhir pekan menakutkan.

Tujuan acara ini untuk menciptakan suasana kesenangan, kegembiraan, dan meningkatkan kreativitas publik Saudi.

Baca Juga: Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid Raih Penghargaan dari Jepang 

Sejumlah pria, wanita dan anak-anak, memadati Boulevard Riyadh, dengan berbagai kostum aneh.

Diantara kostum aneh yaitu, seperti monster, atau penyihir.

Mengutip New York Times, perayaan haloween terbuka di ibu kota saudi, berlangsung pertama kali pada tahun 2021.

Sebelumnya, pihak berwenang kerajaan Saudi akan menangkap siapapun yang berani terang-terangan merayakan pesta Haloween.

Lalu, bagaimana komentar Anda permirsa? Silakan tulis di kolom komentar.

Informasi ini dikutip dari akun youtube Tawaf Tv, pada Senin (31/10/2022).

Perayaan musim seram di Riyadh Arab Saudi menuai kontroversi di Indonesia.

Perayaan kostum seram ini banyak kalangan menyamakan dengan perayaan halloween, digelar pada 27 dan 28 Oktober lalu.

Warga Arab Saudi yang melaksanakan festival ini masuk secara gratis ke Boulevard Riyadh, dengan syarat mereka mengenakan kostum menakutkan.

Acara ini menampilkan penyamaran yang menakutkan dan memamerkan desain kreatif penduduk Saudi.

Perayaan ini menciptakan suasana yang penuh dengan kesenangan, sensasi.

Dan kegembiraan saat orang-orang menemukan cerita di balik berbagai kostum karakter.

Baca Juga: Ini Profil Kabupaten Buol dan Potensi Daerah

Dikutip dari arabnews.com, salah satu peserta, Abdulrahman, memamerkan kostum makhluk mitologi Amerika Utara Wendigo.

Ia mengenakan kostum dengan legenda bahwa makhluk folkloric adalah roh jahat yang merasuki manusia.

Roh tersebut menyerukan perasaan serakah dan lapar, dan mengkanibal orang, memakan daging mereka.

Ini adalah kali pertama Abdulrahman merayakan Halloween di Tanah Air.

“Ini perayaan besar, jujur, dan ada semangat kegembiraan … Dalam hal haram atau halal, saya tidak tahu tentang itu,” katanya.

“Kami merayakannya hanya untuk bersenang-senang dan tidak ada yang lain. Kami tidak percaya pada apa pun,” katanya kepada Arab News.***

 

Penulis: Tim MT

Editor: Fahmi Gobel

Comment