Mediatotabuan.co, Kotamobagu – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kotamobagu, menggelar hearing dengan manajemen RSUD Kotamobagu, terkait dugaan kelalaian dalam menaggani pasien pasca operasi ceasar yang berujung maut.
Hearing ini dilakukan di ruang Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Kotamobagu, Rabu (19/2), namun sayangnya tertutup untuk umum, termasuk awak media.
Agenda tersebut, dipimpin langsung Wakil Ketua DPRD Kotamobagu, Syarif Mokodongan, dan diikuti sejumlah wakl rakyat seperti Hi Abdula Haris Mengilong, Dani Iqbal Mokoginta, Roy Kasenda, Suryadi Baso, Yosi Samad, Rewi Daun, dan dihadiri sejumlah petinggi manajemen RSUD Kotamobagu yang dipimpin langsung Dirutnya, dr Sandra Pontoh.
Ketika dikonfrimasi, Sayarif mengatakan, agenda tersebut membahas sejumlah permasalahan, termasuk dugaan kelalauan yang dilakukan pihak RSUD Kotamobagu dalam menangani pasien pasca operasi ceasar yang berujung maut.
Saat disingung terkait dengan kenapa hearing dilakukan secara tertutup, Syarif mengatakan, bahwa ada hal-hal yang sifatnya tidak bisa dipublikasi dan ada yang bisa.
“Begini, dibidang kesehatan itu ada sesuatu yang bisa di publis atau tidak. Itu harus kita pahami. Nah Topoksi dokter atau tenaga medis tidka bisa mempublis apa yang memeng tidak bisa di publis. Ada kode etiknya. Makanya kenapa kita mengatakan itu harus tertutup, jangan sampai ada yang tidak bisa dipublis kemudian terpublis,” tutur Syarif.
Namun, pihak DPRD Kotamobagu, meminta agar RSUD memperbaiki komunikasi baik secara internal maupun eksternal.
“Kami minta juga agar pelayanan kesehatan di RSUD Kotamobagu, harus terus ditingkatkan oleh manajemen RS,” ujar Syarif, yang juga Ketua DPC Nasdem Kotamobagu.
Sementara itu, Dirut RSUD Kotamobagu, dr Sandra Pontoh, membenarkan jika heraing ini terkait dengan informasi yang lagi viral soal dugaan kelalaian yang berujung maut.
Akan tetapi, dirinya membantah jika meninggalnya salah satu pasien itu dikarenakan kelalaian pihaknya, karena penanganan kepada pasien telah sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP).
“Kita tunggu hasil investigasi,” kata Pontoh.
(Gito)
Comment