Pandemi Covid-19 Mengajarkan Kewaspadaan

Muhammad Hud Suheha (28), anak muda yang mengabdikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).

Guru Bahasa Indonesia yang akrab disapa Yayan ini, lulus ujian tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Pemerintah Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) 2019. Ia sempat mengalami penundaan ujian Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) karena pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia awal 2020.

Baginya, Pandemi mengajarkan dirinya untuk selalu waspada dan menjaga pola hidup sehat agar tidak tertular Covid-19, dikehidupan sehari-hari pun ia ekstra hati-hati saat melakukan kontak dengan orang lain.

Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 menjadi tameng utama dalam melakukan pekerjaan maupun saat beraktivitas lainnya, memakai masker, menjaga jarak dan menggunakan hand sanitizer dimana pun dan kapan pun berada.

Itu semua demi menjaga dirinya dan orang lain tidak tertular Covid-19, menurutnya prokes Covid-19 bukan hanya menjaga diri kita tertular Covid-19, tapi juga menjaga orang lain dari penularan Covid-19, karena kita tidak tahu kapan dan dimana kita akan terjangkit Covid-19.

Sebagai seorng guru, ia selalu mengedukasi muridnya agar tidak menganggap remeh bahaya Covid-19, apalagi sampai tidak mempercayai keberadaan Covid-19, Menurutnya Covid-19 benar-benar ada dan kita tidak perlu mempercayai informasi bohong tentang Covid-19.

Dalam pembelajaran, ia menjelaskan tatap muka sangat efektif dalam kegiatan belajar mengajar, karena memudahkan dalam memberikan materi pembelajaran. Selain itu kontrol guru terhadap murid akan lebih mudah, karena bertatap muka langsung. 

Tapi, disaat pembelajaran tatap muka, para siswa diwajibkan menerapkan prokes Covid-19 yang ketat, ruangan belajar diatur berjauhan dan diwajibkan tidak membuat kerumunan saat pembelajaran maupun selesai pembelajaran.

Pria kelahiran Kotamobagu 1993 ini juga turut mendukung program pemerintah terkait vaksinasi Covid-19, sejak awal rencana vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, ia antusias untuk menyukseskan program ini dengan datang ke pelayanan vaksinasi untuk divaksin.

Sejak divaksin jenis Sinovac dosis satu dan dua, Yayan berharap tujuan vaksinasi yaitu herd immunity atau kekebalan kelompok bisa tercapai, guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Ia juga menuturkan saat divaksin, ia mengalami efek vaksin dengan sering kelaparan dan mengantuk, tapi itu tidak membuatnya khawatir karena telah mengetahui efek tersebut dari penjelasan beberapa teman yang telah divaksin terlebih dahulu, dan efeknya pun hanya terjadi selama 1 (satu) hari sejak divaksin.

Selama pandemi Covid-19, Ia bersyukur tak pernah tertular Covid-19, dan baginya Covid-19 bukanlah sebuah aib, melainkan penyakit yang harus kita lawan bersama, penderita Covid-19 pun harus diberikan dukungan bukan dijauhi.

Ia berharap pandemi Covid-19 segera berlalu dan semua bisa kembali normal seperti sebelumnya.

“Semoga Covid-19 segera bisa cepat diatasi dan kita semua bisa beraktivias seperti sebelumnya, mari jo ba vaksin, vaksin aman dan halal (mari divaksin, vaksin aman dan halal),” katanya.

 

Reporter: Adri Damongi

Redaktur: Fahmi Gobel

Comment