KOTAMOBAGU — Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu, menerima kunjungan Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Sulawesi Utara, Rabu (27/8/2025).
Mewakili Wali Kota dr. Weny Gaib, SpM, Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Wali Kota, Widi Mokoginta menerima kunjungan berlangsung di ruang kerja Wali Kota Kotamobagu.
Kunjungan tersebut untuk memperkuat koordinasi dan sinergi program antara instansi karantina dengan pemerintah daerah, khususnya dalam pengawasan, pengendalian, dan perlindungan hewan, ikan, serta tumbuhan.
Koordinator Stafsus Wali Kota, Widi Mokoginta, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini dan menegaskan kesiapan Pemkot mendukung kerja sama dengan BKHIT Sulut.
“Kedatangan balai karantina tadi untuk mencari data-data komoditas unggulan di Kotamobagu. Ini baru pertemuan awal, selanjutnya mereka akan bertemu dinas teknis, khususnya Dinas Pertanian,” ujar Widi.
Ia menjelaskan, BKHIT Sulut berkomitmen memberikan kontribusi melalui pemetaan data komoditas unggulan, penyusunan direktori pertanian, hingga fasilitasi bagi investor yang berpotensi menjalankan program hilirisasi sektor pertanian.
“Mereka ingin memberikan kontribusi terkait data, komoditas unggulan, direktori, dan lainnya,” kata Widi.
Baca Juga: Ikuti Kepedulian Pemkot, SMPN 4 Kotamobagu Bantu Ini Saat Tiga Siswanya Kehilangan Rumah
“Setelah data diperoleh, mereka akan memfasilitasi para investor untuk menjalankan program hilirisasi di bidang pertanian,” tambahnya.
Lebih jauh, Widi mengungkapkan bahwa program hilirisasi pertanian merupakan instruksi langsung Presiden Republik Indonesia.
Ini bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan daya saing produk lokal.
“Salah satu fungsi tambahan mereka adalah mendukung program hilirisasi pertanian yang diinstruksikan langsung Presiden,” ungkapnya.
“Dengan kunjungan ini, harapannya kita dapat membangun hubungan lebih kuat, serta memiliki akses memasarkan komoditas unggulan ke luar daerah, bahkan ke luar negeri,” tuturnya.
Sementara, dari BKHIT Sulut Iqbal mengatakan, pihaknya mendapat tugas lain dari Presiden sebagai pihak yang mendorong hilirisasi pretanian.
“Misalnya kakao dari Kotamobagu atau daerah lain, bila dipasarkan ke luar sebaiknya disetifikasi keunggulannya,” kata Iqbal.
Contoh lain, buah Nenas, bahan pertanian ini banyak, tapi apakah layak untuk eksport, baik dari sisi kualitas atau kebutuhan dari luar.
“Karena Nenas ini banyak dari daerah lain juga, maka harus diketahui keunggulan buah Nenas dari Bolmong apa,” katanya.
Namun, pertemuan tersebu baru langkah awal yang akan ditindak lanjuti, dan menunggu kedua pihak melanjutkan koordinasi.
“Nanti akan dilaporkan kepada walikota dan disusun lagi jadwal selanjutnya,” kata Widi Mokoginta.***
Comment