mediatotabuan.co, Kotamobagu — Sejak semester ganjil 2021, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Alkahairat Kotamobagu, telah melaksanakan pembelajaran pertemuan tatap muka namun siswa dibagi ke dalam rombongan belajar menjadi dua sift, hal tersebut guna mentaati protkes Covid-19.
Pantauan media ini Kamis (30/9), Pukul 07.00 Wita, pihak sekolah rupanya tak ketinggalan menerapkan protkes 3M. Apel pagi dibagi dua kelompok antara siwa perempuan dan laki-laki, pun jarak barisan antar satu orang dengan orang lainnya sekitar satu meter. Seluruh siswa siswi memakai masker, begitupun dengan beberapa guru yang yang mengawasi barisan juga mengenakan masker.
Informasi dirangkum, MI Alkhairat Kotamobagu di Kelurahan Mogolaing, menggunakan sistem sift agar tidak terjadi penumpukan, hanya 50 persen kapasitas per kelas, sehinnga dalam 1 kelas terdapat dua kelompok belajar.
Masing-masing kelompok belajar melakukan pertemuan tatap muka hanya sebanyak tiga kali dalam 1 minggu, dengan giliran kelompok 1 masuk hari Senin, Rabu dan Jumat, sedangkan kelompok 2, masuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu, dan setiap dua minggu kedua kelompok belajar ini pindah giliran, bergantian hari untuk masuk sekolah.
Sedangkan jam belajar pertemuan tatap muka, tidak semua kelas sama, telah diatur jam keluar agar tidak akan terjadi kerumunan saat pulang sekolah.
Siswa kelas IV Alif Damopolii mengatakan, Ia masuk kelas setiap minggu hanya tiga kali. Tapi, saat di rumah juga melaksanakan tugas karena akan dikirimkan bahan belajar dari sekolah.
“Saya masuk kelas tiga kali setiap minggu. Minggu ini masuk hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Minggu lalu, masuk mulai hari Senin, Rabu dan Jumat,” kata Alif.
Lain lagi dengan Faqih Ghazali, siswa kelas III ini, menukar masuk kelas karena sakit saat jadwal pertemuan tatap muka. Ia sendiri mingu ini masuk di hari Senin, Rabu dan Jumat, tapi karena Rabu lalu tidak masuk kelas karena sakit, maka Ia menukarnya di hari Kamis.
“Saya sakit gigi jadi dan pipi bengkak, jadi belum bisa belajar, jadi ditukar dengan hari ini (Kamis), tapi kemarin sudah minta izin ke ustadzah,” aku Faqih.
Salah satu guru MI Alkhairat Ustadzah Meyti, mengatakan kebijakan itu juga mengikuti surat keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan Menteri Agama, tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemic Covid-19.
“Tujuannya guna meminimalisir pertemuan jarak jauh atau daring,” kata Meyti.
Dijelaskan, pihaknya mengkombinasikan antara pertemuan tatap muka dan pertemuan jarak jauh melalui online. Maka bila salah satu kelompok belajar tidak masuk kelas, guru akan mengirimkan tugas melalui media social, agar para siswa ini tetap belajar dari rumah.
“Tugas dikumpulkan saat mereka giriran masuk kelas, jadi tidak ada kekosongan materi pembelajaran setiap hari,” kata Mayti.
Ia berharap, pandemi Covid-19 cepat selesai dan proses belajar di sekolah akan kembali normal.
Tapi selama pandemi ini pihaknya berusaha agar peserta didik mengubah perilaku dengan mentaati protkes 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Seluruh siswa sudah tahu kalau masuk sekolah harus membawa masker, itu sudah menjadi budaya baru. Kami juga menyiapkan beberapa tempat cuci tangan, mereka (siswa) sudah mengerti bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar, karena diajarkan lewat lagu,” terangnya.
Penulis: Fahmi Gobel
Comment